KAB BANDUNG, Balejabar.com – Bencana hidrometeorologi mulai menyergap Kabupaten Bandung. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mencatat dalam tiga hari terakhir sudah terjadi bencana di tujuh titik. Ada tiga titik diantaranya bencana terjadi pada waktu hampir bersamaan.
Pada Kamis, (4/11/21) jam 16.30 WIB, terjadi longsor di tiga titik, antara lain di Kampung Cinangka RT. 04 RW. 07 Desa Wargaluyu, Kec. Arjasari, Kab. Bandung.Kemudian di Kampung Pamekaran RT 01 RW 02, Desa Margamulya Kecamatan Pasirjambu, dan Kampung Cijagra RT, 01 RW 01 Desa Cilame Kecamatan Kutawaringin. Longsor juga menyusul terjadi di Desa Pulosari Kecamatan Pangalengan.
Longsor di ketiga titik itu akibat tanah yang labil setelah hujan intensitas deras. Tidak ada korban jiwa dalam longsor ini.
Menyusul bencana banjir di Kampung Bojongasih, Desa/Kecamatan Dayeuhkolot dan Kecamatan Baleendah dengan pengungsi 20 kepala keularga atau 80 jiwa, kini sudah kembali ke rumah masing-masing setelah mengungsi dari shelter Dayeuhkolot dan Baleendah.
Banjir bandang juga terjadi di Kampung Papandayan, Desa Neglawangi, Kecamatan Kertasari. pada Sabtu (6/11/21) yang merendam 15 rumah warga.
“Dengan munculnya rentetan bencana ini tentu kita lebih meningkatkan kewaspadaan. Karena kita sudah siaga 24 jam, ada petugas piket atau tim reaksi cepat BPBD yang setiap saat siap meluncur ke lokasi kejadian,” kata Plt Kepala BPBD Kabupaten Bandung Akhmad Djohara di Soreang, Selasa (9/11/12).
Selain melakukan assesment dan memberi bantuan darurat, tim reaksi cepat BPBD ini juga menyalurkan bantuan seperti terpal, makanan siap saji, family kit, peralatan kebencanaan. Dalam penanggulangan bencana BPBD juga dibantu Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan perangkat terkait lainnya.
BPBD Kabupaten Bandung terus mengingatkan dan mesosialiasikan kepada masyarakat tentang ancaman bencana hidrometrologi. Hal itu kemudian ditindaklanjuti dengan mengumumkan status kebencanaan Siaga Darurat.
“BPBD sudah menyebarkan surat himbauan ke semua kecamatan bahwa cuaca akan lebih ekstrim seperti curah hujan akan dua kali lipat lebih tinggi. Kita juga inventarisasi semua peralatan kebencanaan dan SDM yang ada untuk meningkatkan kesiagaan,” kata Akhmad Djohara.***