Ngeri, Bank Keliling Rangkul Emak-emak di Perkampungan Sukasari Sumedang

0
1805

SUMEDANG, Balejabar.com – Aktivitas bank keliling atau bank emok mulai merambah ke kawasan pedesaan. Seperti yang terjadi di Wilayah Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang.

Menurut informasi warga setempat, kampung pun berangsur berubah menjadi daerah operasi lembaga permodalan yang diduga tak jelas.

Diketahui, kebanyakan nasabah bank keliling atau bank emok tersebut, para emak-emak alias ibu rumah tangga.

Salah seorang warga di Desa Sukarapih, Dado membenarkan terkait kondisi tersebut. Menurut dia, ketergantungan warga terhadap bank emok atau bank keliling yang masuk ke perkampungan, cenderung tinggi. Fakta di lapangan bisa sampai berujung meresahkan dan warga pun geram.

Tak sedikit warga, ujar dia, yang membubarkan aktivitas bank keliling atau bank emok tersebut.

Ia mengaku prihatin jika warga di sekitar perkampungan banyak yang menjadi nasabah bank keliling atau emok.

“Diangsurnya atau ciiclan seminggu sekali, wow seram,” ungap Dado, Sabtu (10/9/2022).

Ngeri, nasabahnya pun didominasi emak-emak yang notabene tinggal di pedesaan. Sungguh terlalu, jika di wilayah lain ada yang gituan itu dibubarkan, tapi ini malah sebaliknya, diberdayakan.

Menurut informasi warga, terbilang sudah sejak lama operasional aktivitas bank emok yang berganti-ganti nama tersebut.

Sudah jelas berbahaya, karena biasanya emak-emak selaku peminjam uang, tak tahu para suaminya alias ‘nganjuk susulumputan’.

“Benar, kadang suaminya pun tak tahu, jadi bahaya jika lembaga atau usaha pembiayaan seperti itu dibiarkan beroperasi,” ucapnya.

Ia memohon kepada aparat pemerintahan termasuk tokoh agama agar bersinergi memerangi aktivitas bank emok atau bank keliling itu.

“Syarat pinjaman uang pun sederhana, cukup KTP dan KK srrta suku bunga pun terbilang cukup tinggi. Mudah, bahkan ada yang bisa cair tanpa izin suami. Diduga lembaga pembiayaan seperti itu tak jelas” ujarnya seraya berucap jumlah pinjaman beragam bisa mencapai jutaan rupiah dan diatur per kelompok.

Jika lembaga pembiayaan yang jelas, tak mungkin verifikasi calon nasabah dilakukan secara asal-asalan.

“Parah, suami sudah dianggap tak ada lagi, padahal dalam formulir ada kolom isian yang harus sepengetahuan suami?,” ujarnya.

Kepala Desa Sukarapih, H. Aep Saefudin mengaku kaget dan baru mengetahui jika ada aktivitas bank ‘begituan’ di sekitar Dusun Sukaluyu.

“Naha, oh sami gening aya model nu kitu di Sukaluyu oge?,” ujarnya heran.

Berkaca dari kalimat itu, artinya bank emok kiprahnya telah diketahui oleh masyarakat secara luas di sana.

Salah seorang pengurus yang mengaku dari lembaga permodalan ketika dihubungi wartawan mengaku kantornya ada di Dusun Karasak Desa Sukarapih.

“Silahkan saja datang ke kantor. Saya orang baru, belum lama bekerja,” ujarnya.

Koordinator LSM Pemuda Kab. Sumedang, Pipin mengatakan harus ada pengawasan ekstra dari semua pihak, terkait persolan itu. Jangan sampai masyarakat, kata dia, menjadi korban terjerat lintah darat.

“Akan saya dalami dulu. Informasi yang kami terima dari warga, itu bahaya, jika benar tak akan dibiarkan,” ujar Pipin.

Bahaya, ujar dia, jika emak-emak meminjam uang ke koperasi atau bank yang tak jelas. Terlebih, pinjamannya tak diketahui suaminya.

“Bisa saja jadi ajang kebiasaan, maka beri tahu suaminya, itu berbahaya, bisa jadi keharmonisan rumah tangga pun terganggu?. Akan kami bongkar,” ujarnya.***

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here