KAB BANDUNG, Balejabar.com – Menteri BUMN Erick Thohir menghadiri silaturahmi dengan Keluarga Besar Permodalan Nasional Madani (PNM), di Gedung Budaya Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (16/9/2023).
Pada silaturahmi bertema “Halo-Halo PNM Bandung! #sudahlamatakjumpa” itu Erick Thohir mendengarkan secara langsung testimoni para nasabah Program PNM Mekaar yang berhasil bangkit dari keterpurukan ekonomi, termasuk para nasabah difabel yang hadir.
Bukan hanya aktif berjualan, keberlanjutan usaha mereka juga patut diacungi jempol. Terbukti dengan kenaikan plafon pinjaman yang terus meningkat sejak bergabung sebagai nasabah PNM Mekaar. Hal ini menandakan semangat juang yang tinggi, usaha yang semakin lancar, hingga kegigihan nasabah untuk naik kelas.
Erick percaya hadirnya PNM sudah tepat untuk mempersempit ruang kesenjangan di masyarakat melalui pemberdayaan para perempuan pelaku usaha ultramikro.
“Kita tidak mau kesenjangan kaya dan miskin makin lebar. Di Jawa Barat ada tiga juta nasabah (PNM) tapi itu tidak cukup. Kita harus bisa lebih banyak lagi membantu masyarakat yang membutuhkan, Indonesia harus dibangun dengan bekerjasama dan rasa peduli yang tinggi. Mari bekerja dengan hati,” ungkap Erick.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri BUMN memberikan kenang-kenangan berupa tongkat multifungsi pada ketiga nasabah difabel yang hadir. Dan berharap bisa menambah semangat mereka dalam beraktivitas khususnya untuk menjalani usaha.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi menyatakan komitmen PNM dalam pemberdayaan nasabah ultramikro melalui pembiayaan dan pendampingan tidak memandang bulu. Hal ini sejalan dengan konsen Perusahaan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs).
Pada pilar ekonomi PNM membantu pemerintah mengentaskan masalah pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kesenjangan yang terjadi di masyarakat.
“Ibu-ibu yang mau usaha kami dampingi, tanpa melihat keterbatasan fisik. Karena justru di situlah PNM hadir memberi pelayanan bagi mereka yang butuh bantuan untuk mengurangi kesenjangan sosial,” jelas Arief.***