BANDUNG, Balejabar.com – Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Fazar Supriadi Sentosa mengingatkan pentingnya menjga kualitas data. Fazar mengatakan data yang berkualitas tidak boleh mengabaikan beberapa isu.
“Diawali dari kualitas kader pendata yang betul-betul mampu memaknai indikator-indikator dalam pendataan ketika disampaikan kepada keluarga sasaran,” jelas Fazar saat membuka Workshop Hybrid Teknis Pemutakhiran Pendataan Keluarga Tahun 2024 (Pemutakhiran PK-24), di Kota Bandung, Selasa (2/7/2024).
“Selain itu, kualitas data juga bisa dicapai dengan tidak mengabaikan data ganda, aplikasi dan infrastruktur teknologi informasi pengolahan data tidak optimal, isu keamanan data, data tidak lengkap, cakupan kurang, dan isu data tidak akurat”, urai Fazar lebih lanjut.
Hal tersebut berkaca pada pemanfaatan data hasil Pendataan Keluarga tahun 2021 telah digunakan oleh banyak pihak, baik kementrian/lembaga, perguruan tinggi, dan mitra kerja lain seperti Kementrian PMK, Kementrian PUPR, Sekretariat Wakil Presiden dan Badan Informasi Geospasial.
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan data dan informasi keluarga terkini sesuai kondisi di lapangan baik untuk kepentingan program Bangga Kencana maupun program pembangunan lainnya, maka data tersebut harus dimutakhirkan, salah satunya melalui Pemutakhiran Pendataan Keluarga Tahun 2024 (Pemutakhiran PK-24).
Pemutakhiran PK-24 merupakan kegiatan untuk memutakhirkan data keluarga Indonesia dengan cara melengkapi, memperbaiki, memperbaharui, mencatat mutasi, mencatat migrasi dan mendata keluarga baru yang belum ada pada data hasil Pendataan Keluarga melalui kunjungan rumah dengan cara mewawancarai atau mengobservasi keluarga.
Pemutakhiran PK-24 di Jawa Barat akan mengintervensi lokus di 131 kecamatan, 393 desa dan kelurahan, dengan target sasaran 1,9 juta kepala keluarga (KK) termutakhirkan.
Tahun 2024 Bappenas mempercayakan kepada BKKBN untuk mengukur indikator ECDI (Early Childhood Development Index) pada Pemutakhiran PK-24; melalui sampel pada keluarga yang memiliki anak mulai dari usia 24 hingga 59 bulan pada 15.000 keluarga yang terpilih sebagai sampel.
Early Childhood Development Index (ECDI) dikembangkan oleh UNICEF yang berfungsi untuk mengevaluasi capaian perkembangan anak usia dini.
Kaper BKKBN Jabar berharap melalui Workshop Pemutakhiran PK-24 ini dapat meningkatkan komitmen serta senantiasa semangat dalam mewujudkan data informasi Program Bangga Kencana berkualitas, serta pemanfaatannya untuk kepentingan program intervensi pembangunan daerah berbasis keluarga.
Workshop ini dihadiri oleh Kepala Bidang, Ketua Tim Kerja, Operator Pengelola Data tingkat kabupaten/ Kota Se-Jawa Barat secara hybrid.***