BANDUNG– Jaringan relawan Imah Rancage menggelar konsolidasi untuk Pilkada Bandung Barat. Di acara tersebut hadir calon bupati Didik Agus Triwiyono dan politikus senior Partai Demokrat Dede Yusuf Macan Effendi.
Acara yang digelar di Novena Hotel (13/10/2024) itu dimulai dengan laporan Dr. M. Hailuki selaku ketua Imah Rancage. “Di sini hadir para koordinator kecamatan, koordinator desa, dan koordinator lapangan. Semua tegak lurus berjuang bersama Kang Dede Yusuf,” kata Hailuki.
Menurut Hailuki, jaringan Imah Rancage di Kabupaten Bandung Barat (KBB) tegak lurus dan tidak ada kompromi untuk memenangkan pasangan nomor 1, yaitu Didik-Gilang Dirga (Dilan).
“Untuk itu, kita mau dengar visi dan komitmen calon bupati kita secara langsung. Sebelumnya Kang Gilang sudah bertemu dengan jaringan Rancage,” kata Hailuki.
Dikdik mengaku kagum dengan jaringan Rancage. Sebab, setiap dia menyapa masyarakat, selalu bertemu tim Rancage. “Di setiap titik yang saya datangi, selalu ada yang menemui dan menyebut sebagai orang Rancage,” kata kader senior PKS ini.
Pasangan Dilan diusung koalisi PKS dan Partai Demokrat. Didik lama duduk di kursi DPRD Jabar mewakili dapil KBB. Saat ini menjadi ketua MPW (Majelis Pertimbangan Wilayah) DPW PKS Jawa Barat.
Saat memberi pengarahan, Dede Yusuf menitipkan program unggulan untuk kemajuan KBB. Yaitu bupati harus punya komitmen tinggi terhadap pendidikan.
“Infrastruktur boleh saja. Tapi yang utama adalah pendidikan. Lalu soal kesehatan dan lapangan kerja,” tegas Dede Yusuf yang periode 2019-2024 jadi wakil ketua Komisi X DPR ini.
Dede minta bupati wajib mengalokasikan 20 persen APBD untuk pendidikan. Lalu, perhatikan nasib guru honorer, guru PAUD, biaya operasional PAUD, dan sarana pendidikan dasar.
“Kang Dede saya ini lahir dari keluarga guru. Saat ini alhamdulillaah mengelola 24 unit sekolah. Jadi, insya Allah yang dititipkan Kang Dede itu jadi program utama Dilan,” kata Didik.
Didik sempat bikin hadirin kaget. Sebab dia mengaku punya anak hingga ribuan. “Nama saya Didik. Saya dari keluarga pendidik. Anak saya banyak, yaitu anak didik di mana-mana,” kilahnya.
“Sekarang sudah jadi peserta didik, bukan anak didik lagi,” selorohnya.
Dia mengaku sedih karena peserta didik di KBB rata-rata belum tamat SMP. “Inilah fokus utama pembangunan sumber daya manusia di KBB. Masyarakatnya harus terdidik, orangnya sehat, dan berpenghasilan baik,” katanya. (adb/R-03)