BANDUNG– Akhirnya kesampaian juga. Begitulah yang dirasakan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung M. Hailuki saat ke Ciamis. Dia puas karena bisa menikmati sate rumahan yang bikin penasaran.
“Walau rumahan, cita rasanya tidak kalah dengan restoran ternama. Ajib pisan, dagingnya empuk,” ucap Hailuki di Ciamis, Kamis (30/1/2025).
Hailuki memboyong keluarga untuk mendatangi Sate Pisan Resto di Jl Babakan No 148, Kelurahan Sindangrasa, Ciamis. Menu yang dinikmati berupa sate ayam bumbu kacang, sate Taichan, dan sate khas maranggi. Lalu, bubur ayam pisan.

‘Kreasi dan jiwa dagang tidak ditentukan tempat mentereng atau cafe bagus. Yang utama itu keunggulan produk jualanannya,” tandas politikus Partai Demokrat tersebut. Dia memberi contoh Sate Pisan Resto.
Adang Durahman, owner Sate Pisan Resto menyebut usahanya sudah jalan empat tahun. Diawali jualan online saat Covid pada 2020. Saat ini menu dan sajian Sate Pisan Resto bisa diakses lewat Gofood, Grabfood, dan Shopeefood. Varian menunya sate-satean, geprek, nasi goreng, dan bubur ayam.
Juga melayani on the spot. Atau orderan catering baik untuk acara family, organisasi, atau pemerintahan. “Masih skala mikro dan usaha rumahan. Tapi alhamdulilah bisa survive dan menu yang ditawarkan terus bertambah,” kata Adang Durahman.
Berbekal pengalaman jadi general manajer di sebuah hotel di Bandung, Adang yakin usahanya bisa bertahan. Kuncinya konsistensi, ulet, dan tahan banting.

“Orang selalu mengeluh soal modal. Saya setuju usaha perlu modal, tapi yang utama dan pertama adalah modal mental dan sikap pantang menyerah. Kalau modal uang sifatnya relatif,” ungkap Adang.
Yang mau terjun jadi wirausaha, katanya, harus siapkan setidaknya 3M. Yakni, mental, mental, dan mental. “Banyak pengusaha keluar uang ratusan juta bahkan miliaran rupiah tapi tidak punya modal 3M di atas. Biasanya usaha berakhir tutup alias bangkrut,” katanya. (adb/R-03)