Bersama: Ketua DPW LPQQ Jawa Barat, KH. Tata Mochammad Tasdiq
Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemuliaan dalam bulan Ramadan. Dalam Al-Qur’an dan hadits, malam ini dijelaskan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Pada malam ini, Al-Qur’an pertama kali diturunkan, dan para malaikat turun membawa keberkahan serta rahmat.
Dalil dari Kitab Tafsir
1. Tafsir Ibnu Katsir
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Lailatul Qadar adalah malam penuh keberkahan yang Allah SWT sebutkan dalam Al-Qur’an:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Lailatul Qadar.” (QS. Al-Qadr: 1)
Ibnu Katsir juga mengutip hadits Rasulullah ﷺ:
تحروا ليلة القدر في العشر الأواخر من رمضان
“Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.” (HR. Bukhari, Muslim)
2. Tafsir Al-Baghawi
Dalam tafsirnya, Al-Baghawi menyebutkan:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 3)
Maksudnya adalah ibadah yang dilakukan pada malam ini lebih baik daripada ibadah selama 83 tahun lebih.
Al-Baghawi juga menjelaskan bahwa tanda-tanda Lailatul Qadar adalah:
Udara malam tidak terlalu panas atau dingin.
Suasana malam yang tenang dan damai.
Cahaya matahari keesokan paginya tidak terlalu menyilaukan.
3. Tafsir Al-Jalalain
Al-Jalalain menafsirkan bahwa pada malam ini, para malaikat turun ke bumi:
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ
“Para malaikat dan Jibril turun pada malam itu dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.” (QS. Al-Qadr: 4)
—
Dalil dari Hadits Rasulullah ﷺ
1. Hadits Shahih Bukhari
Rasulullah ﷺ bersabda:
التمسوها في العشر الأواخر من رمضان
“Carilah Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.” (HR. Bukhari, no. 2014)
—
2. Hadits Shahih Muslim
Ketika Aisyah ra. bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang doa yang harus dibaca saat Lailatul Qadar, beliau mengajarkan:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
(Allāhumma innaka ‘afuwwun tuḥibbul-‘afwa fa‘fu ‘annī)
“Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf, mencintai pemaafan, maka ampunilah aku.” (HR. Muslim, no. 1167)
—
Dalil dari Kitab Fiqih dan Tasawuf
1. Ihya Ulumuddin (Imam Al-Ghazali)
Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwa orang yang hatinya bersih lebih mudah merasakan keberkahan Lailatul Qadar. Ia juga menekankan pentingnya memperbanyak ibadah secara istiqamah.
2. Fiqh As-Sunnah (Sayyid Sabiq)
Dalam kitab ini, dijelaskan bahwa salah satu cara untuk mendapatkan Lailatul Qadar adalah dengan i’tikaf di masjid selama sepuluh malam terakhir Ramadan.
—
Kesimpulan
Kajian tentang Lailatul Qadar bisa ditemukan dalam kitab:
Tafsir Ibnu Katsir & Tafsir Al-Baghawi → menjelaskan keutamaannya dalam Al-Qur’an.
Shahih Bukhari & Shahih Muslim → berisi hadits-hadits tentang tanda-tanda dan doa di malam ini.
Ihya Ulumuddin & Fiqh As-Sunnah → membahas cara mendapatkan keberkahannya melalui ibadah.
Semoga kita semua bisa mendapatkan keberkahan Lailatul Qadar.***